Wednesday 19 October 2016

Roller Coaster

Naik.. turun.. naikk.. gak turun-turun..

Mari kita berkisah tentang roller coaster. Saya pernah naik roller coaster.. satu kali. Itupun karena "dipaksa". Ampun deh sekali itu aja.. Ibarat kata, kalau boleh pilih antara naik roaller coaster sama ayam panggang pasti saya pilih ayam panggang.

Pertama kali naik roller coaster hanya satu yang terpikir. Gimana kalau saya mati di sini. Gimana kalau sekrupnya lepas. Gimana kalau gak ada remnya. Gimana kalau pengaman saya copot sendiri.. Kalau gak didorong dengan gengsi waktu itu, mau rasanya saya pulang.

"I am not afraid of height.. I am afraid of falling" (Dr. C)

Thursday 25 August 2016

Idealis vs Pragmatis (bag. 2)

Pada postingan saya dulu, telah saya sampaikan tentang apa itu idealis dan pragmatis dalam pandangan saya. Namun, kejadian baru-baru ini membuat saya kembali berpikir apa makna idealis sebenarnya dan mengapa orang yang dulunya sangat idealis bisa berubah menjadi sangat pragmatis. Contohnya, para aktivis mahasiswa yang pada masa mudanya sangat gencar berdemo melawan korupsi bisa saja pada masa tuanya tertangkap tangan sebagai pejabat yang korupsi. Banyak contoh lain yang bisa kita ungkap. Pertanyaannya adalah mengapa? Mengapa mereka berubah? Kemana idealisme yang dulu mereka gaung-gaungkan?

Idealisme, menurut hemat saya saat ini, adalah prinsip yang ideal, prinsip yang 'seharusnya', prinsip yang dapat dipegang teguh saat kehidupan yang kita jalani adalah kehidupan yang ideal. Prinsip ini sulit untuk dipertahankan saat kondisi kita tidak mendukung. Ambil contoh seorang ilmuwan. Idealnya, ilmuwan tugasnya adalah meneliti dan menemukan hal baru. Namun karena kondisi finansial yang tak memungkinkan, gaji yang tak cukup, hasil yang tak sesuai dengan usaha yang dikeluarkan, maka dicarilah jalan lain, berdagang atau bikin proyekan misalnya. Atau seorang dosen yang harusnya fokus mengajar dan meneliti, tapi karena gaji dosen yang pas-pasan, dicarilah jalan lain sehingga profesi dosen hanya jadi profesi sampingan. Akibatnya mahasiswapun jadi terbengkalai dan hasilnya tak maksimal.

Monday 15 August 2016

Mencari pola

Oh God, help me. I am looking for a pattern.

Dalam dunia keamanan informasi, pola adalah inti dari pemecahan sebuah algoritma kriptografi. Sehingga tak heran kalau badan stardardisasi teknologi Amerika mencantumkan keacakan (randomness) sebagai salah satu kriteria saat memilih algoritma kriptografi standar. Sederhananya, sebuah algoritma kriptografi akan diasumsikan tinggi tingkat keamanannya jika memiliki nilai keacakan yang tinggi pula, baik itu dari hasil enkripsinya maupun dalam penetapan initial value saat mengolah data masukannya.

Oke, tinggalkan pembahasan teknis di atas. Let’s talk about life.

Dalam kehidupan nyata, kita boleh saja berasumsi bahwa sebuah kejadian bisa terjadi tanpa pengaruh dari kejadian sebelumnya. Lempar koin misalnya, meskipun peluang kemunculan salah satu sisi bisa kita tentukan lima puluh persen, tapi tetap saja kita tak bisa menentukan secara pasti sisi apa yang muncul saat koin dilemparkan. Pun dalam hidup ini, meskipun kita bisa bilang peluang kesuksesan orang yang punya ilmu, harta dan koneksi lebih tinggi dibandingkan orang yang tak punya apa-apa, tapi tetap saja kita tak bisa menentukan secara pasti apa yang akan terjadi pada hidup seseorang beberapa saat ke depannya. Ada banyak faktor tak terduga yang secara awam kita definisikan sebagai lucks atau God’s hands yang berperan. Sampai sekarangpun tak ada yang mampu menentukan nasib seseorang secara pasti. Kita hanya bisa menentukan kemungkinan-kemungkinan yang berpeluang muncul berdasarkan data-data yang ada saat ini dan di masa lalu. Selebihnya? Who knows.

Thursday 30 June 2016

Now You See Me

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan nonton salah satu film baru yang saat ini sedang marak, Now You See Me 2. NYSM 2 bercerita tentang petualangan para pesulap yang dikenal dengan nama horsemen dalam memperjuangkan kebebasan mereka. Bagi yang sudah khatam menonton NYSM yang pertama tentu tak akan kesulitan mengikuti film ini. Bagi yang belum, well.. disarankan untuk lihat yang pertama dulu biar lebih enjoy mengikuti jalan ceritanya. Hehe..
Ada yang menarik dalam film ini. Diceritakan ada sebuah perusahaan teknologi yang memiliki teknologi luar biasa canggih yang mampu menghancurkan batasan-batasan privasi diseluruh tempat di bumi ini. Teknologi tersebut tersimpan dalam sebuah chip seukuran kartu remi (yep, seukuran kartu..) yang dapat memecahkan semua algoritma enkripsi yang ada. Satu scene yang menarik adalah saat salah seorang horseman yang tanpa sengaja meletakkan smartphone nya di sebuah alat yang berbentuk dinding sumur selama beberapa menit. Dari sana perusahaan teknologi itu (yang pada ternyata musuh dari para horsemen)  mampu menyalin semua informasi dalam smartphone si horseman. Wow! Abaikan sisi security nya, butuh kecepatan penyalinan data yang luar biasa bukan? Belum lagi algoritma yang mampu memecahkan semua enkripsi? Dalam bentuk chip seukuran kartu? Hmm…

Tuesday 15 March 2016

Manusia Mati

Manusia dikatakan mati bukan ketika jasadnya tumbang ke bumi. 
Manusia mati ketika ia telah dilupakan.

Saturday 12 March 2016

Kantuk

Dua puluh empat jam serasa tak cukup. Dua belas jam apatah lagi. Tapi apa mau dikata, kalau mata sudah berkaca-kaca, kantuk sudah datang melanda, agaknya tidur jua obatnya.

Kopi, teh, musik, semuanya fana.. hanya sesaat. Selepas itu terkantuk lagi. Menyerah atau terus paksa?

Kantuk oh kantuk. Terkadang kantuk bukan sebenar kantuk, hanya rasa bosan atau otak yang sudah lelah. Terkadang kantuk hanyalah manifestasi dari rasa malas yang suka datang tiba-tiba. Terkadang kantuk hanyalah fatamorgana.

--
Bandung,
Malam gelap, hujan

Wednesday 2 March 2016

Merubah Kebiasaan

"Do not give up. The beginning is always the hardest part!"
Melepaskan sebuah kebiasaan yang sudah mendarah daging tentulah tak gampang. Tapi bukan tak mungkin. Banyak pribadi lusuh di luar sana yang karena merubah kebiasaannya berubah menjadi pribadi hebat yang diagung-agungkan banyak orang. Semua bergantung pada kemauan dan tekad yang ada pada diri kita. Semangat yang membara. Motivasi yang besar. Dan kesempatan yang sekali dua kali datangnya.

Titik balik. Banyak perubahan besar yang terjadi pada pribadi-pribadi luar biasa yang disebabkan oleh titik balik ini. Apapun itu bentuknya. Titik balik ini adalah titik berkumpulnya semangat dan tekad yang luar biasa besar sehingga rintangan sebesar apapun itu tak akan melunturkan keinginan untuk berubah lebih baik. Tak dapat dipungkiri seringkali titik balik ini sifatnya tak tentu dan seringkali dilatarbelakangi peristiwa besar yang sangat berpengaruh pada pribadi orang tersebut. Tapi itu sifatnya tak mutlak. Sebuah kesadaran akan pentingnya perubahan adalah salah satu kunci yang bisa melatarbelakangi titik balik tersebut. Ya, sebuah kesadaran..

Friday 26 February 2016

Hakikat Malam

Menjelang tengah malam...
Suasana lingkungan saya saat ini sudah sunyi. Tak terdengar ada aura kehidupan yang berarti. Mayoritas sudah asyik dengan mimpi indahnya masing-masing. Tapi itu di sini..

Tak beberapa jauh dari tempat saya tinggal...
Kendaraan masih sibuk hilir mudik. Lampu-lampu cafe dan pertokoan sebagian masih terang menyala. Bagi beberapa orang saat ini adalah saat memulai kehidupan. Bergelut dengan dinginnya udara Bandung di saat yang lain sudah tertidur nyenyak. Malam adalah siang. Mau bagaimana lagi. Tak kerja tak hidup. Geliat kota-kota besar membuat para pelaku bisnis merasa sayang untuk melewatkan malam untuk mencari pundi-pundi uang. Atau mungkin karena siang sudah banyak saingan. Mungkin karena waktu sudah begitu sempit. Mungkin karena malam adalah saatnya para eksekutif muda dan mahasiswa parlente mencari hiburan.

Thursday 11 February 2016

Tujuan Hidup

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56)

Ribuan tahun sudah para filsuf dan pemikir bertanya-tanya untuk apa sebenarnya mereka ada di dunia ini. Ribuan jawaban atas pertanyaan itupun sudah tertuliskan di lembaran-lembaran naskah buku filsafat. Tapi tak ada satupun jawaban yang definitif. Rene Descartes menyatakan pandangannya, Cogito Ergo Sum, aku berpikir maka aku ada. Aristoteles, Sokrates dan Plato berpendapat bahwa tujuan akhir hidup manusia adalah eudamonia (kebahagiaan). Kebahagiaan, kepuasan akan ilmu dan harta serta kenikmatan adalah titik tertinggi dari cita-cita manusia. Untuk itulah manusia hidup. Pandangan ini menjadi dasar bagi sebagian besar kita saat ini. Kebahagiaan inipun sifatnya relatif. Ada yang menerjemahkan kebahagiaan sebagai kedudukan yang tinggi, uang berlimpah, istri cantik, anak-anak yang lucu dan manis; adapula yang mengartikan kebahagiaan sebagai ketenangan hidup, ketentraman batin dan kelapangan jiwa. Dua pandangan ini sifatnya fana. Sementara. Pertanyaan yang mungkin paling penting untuk ditanyakan adalah, ada apa setelah bahagia. Setelah semuanya tercapai, lantas apa???

Friday 22 January 2016

Hatiku Selembar Daun

Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
nanti dulu, 
biarkan aku sejenak…
Terbaring di sini;

ada yang masih ingin kupandang,
yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adalah abadi 
sebelum kausapu
tamanmu setiap pagi…

--
Sapardi Djoko Damono

Akulah Si Telaga

akulah si telaga: 
berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil 

yang menggerakkan bunga-bunga padma;

berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, 

tinggalkan begitu saja perahumu 
biar aku yang menjaganya

--
Sapardi Djoko Damono

Aku Ingin

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu 

kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana 
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan 
kepada hujan yang menjadikannya tiada 

--

Sapardi Djoko Damono 

Thursday 21 January 2016

Konsentrasi

Gampang lupa? Capek? Lelah? Lesu? Kurang konsentrasi? Minumm ....

Ah maaf, kita tidak sedang berbicara tentang obat kuat (apa hubungannya -_-), kita akan berbicara tentang konsentrasi... So, konsentrasi..

Berbicara tentang konsentrasi ini, saya mengibaratkan manusia terbagi menjadi tiga golongan; golongan kereta, mobil, dan sepeda motor. Golongan kereta ini adalah golongan orang-orang yang susah untuk konsentrasi, tapi sekalinya sudah konsentrasi.. wuzz.. melaju cepat. Orang tipe ini kalau sudah konsentrasi akan fokus dan cepat menyelesaikan pekerjaannya. Tapi pantangannya satu, jangan diganggu. Sekali konsentrasinya buyar akan susah untuk memulainya kembali. Ibarat KRL Bogor-Jakarta, kalau sudah ada gangguan pasti lama buat jalan lagi. Sandungan dan gangguan kerikil kecil saja bisa bikin efek besar bagi golongan kereta ini. Mereka ini cocok untuk pekerjaan yang butuh konsentrasi tinggi. Mereka bisa konsentrasi dalam waktu lama tanpa kelelahan yang berarti. Tapi ya itu, jangan bikin konsentrasinya buyar. Haha..

Wednesday 20 January 2016

Celah Berinovasi

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sekarang melaju sangaat deras. Hampir setiap hari ada saja inovasi baru yang muncul. Semakin lama makin sulit untuk mencari celah untuk berinovasi. Kenapa? Lha hampir semuanya sudah ditemukan. Alasan ini yang kadang membuat kita berada pada zona nyaman dan enggan untuk mencari inovasi baru. Inovasi itu muncul dari visi yang jauh ke depan. Ada dua alasan orang berinovasi; mencari hiburan atau untuk memudahkan pekerjaan. Dua alasan ini pula yang mungkin menyebabkan kita enggan untuk berpikir keras mencari inovasi baru; hiburan yang sudah nyaman dan pekerjaan yang sudah mudah. Entah mungkin karena itu pemerintah kita enggan jor-joran membelanjakan anggaran untuk dana riset. Masih terngiang jelas kan dengan Dahlan Iskan, Ricky Elson, Dasep dan mobil listriknya...

Saturday 16 January 2016

If

If you can keep your head when all about you
Are losing theirs and blaming it on you;
If you can trust yourself when all men doubt you,
But make allowance for their doubting too:


If you can wait and not be tired by waiting,
Or, being lied about, don't deal in lies,
Or being hated don't give way to hating,
And yet don't look too good, nor talk too wise;

When I Was Young

When I was young and free and my imagination had no limits,
I dreamed of changing the world. 
As I grew older, and wiser, I discovered the world would not change,
so I shortened my sights somewhat and decided to change only my country.

But it, too, seemed immovable.

Wednesday 13 January 2016

Tembok

Satu langkah maju, tembok
Mundur, cari jalan lain
Dua langkah maju, tembok
Mundur, cari jalan lain

Tiga langkah, tembok
Empat langkah, tembok
Lima langkah, tembok
Lelah, mundur, tidur

Padahal...
Kalau saja tetap teguh
Setelah tembok kelima
Emas membayar peluh


Saturday 9 January 2016

R.I.P. (Read In Peace)

Let me read in peace...

Masih ingat dulu kalau di sekolahan ada tulisan "Membaca adalah Jendela Dunia"? Well, I believe that. Bagi sebagian orang, ada kepuasan tersendiri yang dapat dicapai dari membaca. Adalah sifat dasarnya manusia untuk ingin tahu; saat kecil misalnya, lihat ini nanya, lihat itu nanya, semuanya ditanyakan. Perlahan-lahan beranjak dewasa pertanyaan-pertanyaan itu hilang. Kita seolah sudah tahu semua. Atau kita tidak peduli lagi. Pertanyaan tentang uang adalah pertanyaan favorit. Hal lainnya? Tidak peduli. Tekanan hidup membuat kita merasa hal selain pemenuhan kebutuhan hidup jadi tidak prioritas. Bagi yang sudah banyak uang, jalan-jalan jadi favorit. Itupun kadang bukan karena ingin tahu, tapi karena pengen belanja dan pamer. Hilang sudah.

Wednesday 6 January 2016

(Ingin) Konsisten Nge-Blog

Konsisten?

Konsisten berasal dari kata konsis dan ten. Ah gaje.
Konsisten adalah satu kata yang gampang diucap tapi susah dibuat. Terus dan terus saya belajar untuk konsisten ini. Hasilnya? Ya lihat saja blog saya udah gak diupdate beberapa bulan. Haha.

Menurut Eyang Empu Tantular, ada beberapa penyebab orang (saya) jadi malas nge-blog:
  1. Pengen yang perfecto. Ini alasan utama kenapa saya gak rajin update postingan. Pengen yang sempurna. Aih, siapa sih yang gak pengen yang sempurna. Hati-hati lho kelamaan nyari yang sempurna efeknya bakal jomblo terus. Ini ngomongin apasih.. haha. Tapi benar lho salah satu alasan utama orang jarang update blog biasanya karena pengen topik yang disajikan itu sempurna. Biar yang baca nyaman. Benar sih, tapi kalau kita terlalu fokus sama yang sempurna kita bakal kehilangan momentum dan esensi dari menulis itu sendiri. Esensi menulis emangnya apa sih? Esensi menulis ya menulis. Mencurahkan hati dan pikiran tanpa ada batasan yang mengekang. Soal gaya tulisan dan topik berbobot itu cerita lain, yang penting ya menulis aja dulu boo.

Migrasi Topik

Beberapa bulan berselang...

Kemarin-kemarin saya bercerita tentang internet, sepertinya tidak bisa saya lanjutkan dalam waktu dekat. Banyak yang menanti. Terlalu gaduh dan gado-gado kalau saya tulis semua topik di sini. Ah biarlah saya pisahkan gado-gadonya. Satu gado-gado pedas yang satu gado-gado tapi gak pake kuah kacang (apalah namanya).

So semua topik tentang teknologi informasi yang sifatnya teknikal saya pindahkan ke sini, biar saya juga gak pusing nulisnya. Kalo yang tentang buku blognya sudah ada di sini. Kalo blog yang ini fokusnya? Ya saya fokusin ke topik yang gak fokus aja. haha.

Sekarang lagi ribet. Mungkin update nya singkat-singkat. Biarlah.. yang penting konsisten. Belajar n latihan dari sekarang biar gak mood-mood an.