Monday 25 September 2017

Menjadi Dewasa

Life is not as easy as you think, boy!

Kira-kira dua puluh tahunan yang lalu, saya sering berandai-andai jadi orang dewasa. Dalam lamunan saya, menjadi orang dewasa itu mengasikkan. Tak ada tugas, pekerjaan rumah, ujian, ujian nasional de el el. Jadi orang dewasa itu menyenangkan. Pendapat kita didengar, apa mau kita bisa kita wujudkan sendiri, tidak tergantung sama orang lain. Makanya waktu sekolah dulu prinsip saya saat ujian hanya satu, badai pasti berlalu 😁

Seiring waktu, saya mulai tersadar. Dulu yang berandai-andai menjadi dewasa, sekarang berandai-andai jadi kanak-kanak. When your problem is just as simple as a school assignment. When your wondering is just about what kind of playing will you play with your friend tomorrow.  

But life must goes on! Hidup harus terus berjalan. Waktu akan terus berlalu. Pengalaman dan perjalanan yang kita tempuh, akan jadi pelajaran dan semangat di saat kita lelah.

Di setiap fase kehidupan, pasti kita akan bertemu masalah. Tiap kelas, ada ujian kenaikan tingkat. Menjadi dewasa adalah ketika kita mampu menghadapi masalah yang ada dengan bijak. Ada kalanya masalah perlu dihadapi, ada kalanya kita harus pergi. Menjadi dewasa adalah ketika kita mampu berpikir tenang. Panik, pasti. Khawatir, apalagi. Tapi saat kita berusaha menjadi dewasa, maka kepanikan dan kekhawatiran itu justru menjadi pendorong dalam menyelesaikan masalah tersebut. Adakalanya kita pergi saat ada masalah. Masalah yang seperti apa? Masalah yang tidak perlu diselesaikan atau tidak dapat diselesaikan.
 
We are just human. Kita cuma manusia. Kemampuan dan kapasitas kita terbatas. Maka menjadi dewasa adalah mengenal kemampuan dan kapasitas yang ada pada diri kita. Dengan inilah kita tahu bagaimana cara menghadapi masalah dan masalah apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Kalau semua masalah ingin kita selesaikan saat itu juga,  bisa keriting otak kita.

Bakat itu sudah kita asah sejak kecil. Sejak kita belajar berjalan, bahkan sejak pertama kali kita membuka mata di dunia. Kita tahu apa yang jadi prioritas. Kita tahu kalau lapar harus menangis. Kalau jatuh harus bangkit. Kalau ingin sesuatu harus diungkapkan. Tiap kita punya. Bedanya di skala masalah yang kita hadapi. Tapi yakinlah, setiap masalah ada solusi. Bahkan pergi dari masalahpun adalah solusi jika tujuannya tepat.

Menjadi dewasa adalah meninggalkan sifat negatif kekanak-kanakan kita. Bukan berarti melupakan. Bukan juga harus selalu serius dan diam. Tapi mampu memilah dan menempatkan. Kapan bersikap seperti anak, kapan harus menjadi tua dan dewasa.

Bandung,

Dari orang tua yang belajar menjadi dewasa

No comments:

Post a Comment