Wednesday 19 October 2016

Roller Coaster

Naik.. turun.. naikk.. gak turun-turun..

Mari kita berkisah tentang roller coaster. Saya pernah naik roller coaster.. satu kali. Itupun karena "dipaksa". Ampun deh sekali itu aja.. Ibarat kata, kalau boleh pilih antara naik roaller coaster sama ayam panggang pasti saya pilih ayam panggang.

Pertama kali naik roller coaster hanya satu yang terpikir. Gimana kalau saya mati di sini. Gimana kalau sekrupnya lepas. Gimana kalau gak ada remnya. Gimana kalau pengaman saya copot sendiri.. Kalau gak didorong dengan gengsi waktu itu, mau rasanya saya pulang.

"I am not afraid of height.. I am afraid of falling" (Dr. C)

Salut. Salut beribu salut buat teman, rekan, sanak saudara semuanya yang bisa menikmati naik roller coaster. Saya tidak. Naiknya lambat, turunnya cepat.. ah bisa tangga sarawa saya membayangkannya lagi. Dasar udik!

Satu-satunya perasaan positif yang bisa saya bawa pulang selepas naik kursi meluncur itu adalah perasaan bangga. Bangga pernah naik roller coaster. Walau cuma sekali..


Naiknya lambat, turunnya cepat. Sekarang saya faham makna ungkapan "bagaikan naik roller coaster". Perut diaduk-aduk, dikira turunan terakhir, ternyata masih ada lagi pendakian. Dikira mendaki terus, ternyata ada turunan.. Serba gak pasti. Yang pasti cuma satu, kita cuma sebentar berada di atas....

No comments:

Post a Comment