Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan nonton salah satu
film baru yang saat ini sedang marak, Now You See Me 2. NYSM 2 bercerita
tentang petualangan para pesulap yang dikenal dengan nama horsemen dalam memperjuangkan kebebasan mereka. Bagi yang sudah
khatam menonton NYSM yang pertama tentu tak akan kesulitan mengikuti film ini.
Bagi yang belum, well.. disarankan untuk lihat yang pertama dulu biar lebih
enjoy mengikuti jalan ceritanya. Hehe..
Ada yang menarik dalam film ini.
Diceritakan ada sebuah perusahaan teknologi yang memiliki teknologi luar biasa
canggih yang mampu menghancurkan batasan-batasan privasi diseluruh tempat di
bumi ini. Teknologi tersebut tersimpan dalam sebuah chip seukuran kartu remi
(yep, seukuran kartu..) yang dapat memecahkan semua algoritma enkripsi yang
ada. Satu scene yang menarik adalah
saat salah seorang horseman yang
tanpa sengaja meletakkan smartphone nya di sebuah alat yang berbentuk dinding
sumur selama beberapa menit. Dari sana perusahaan teknologi itu (yang pada
ternyata musuh dari para horsemen) mampu menyalin semua informasi dalam
smartphone si horseman. Wow! Abaikan
sisi security nya, butuh kecepatan penyalinan data yang luar biasa bukan? Belum
lagi algoritma yang mampu memecahkan semua enkripsi? Dalam bentuk chip seukuran
kartu? Hmm…
Bukan kali ini saja Hollywood
mengisahkan tentang teknologi-teknologi menyeramkan yang mampu menghancurkan
dunia. Ingat Fast and Furious yang bercerita tentang teknologi yang mampu melacak
siapapun dimanapun dan kapanpun di seluruh dunia? God’s Eye. Sebuah piranti
lunak yang mampu mengoneksi semua perangkat kamera di seluruh dunia. Atau masih
ingat dengan Die Hard dengan Fireball nya? Serangkaian skenario teknologi yang
mampu mengacaukan semua sistem di sebuah kota bahkan negara yang bikin Bruce
Willis kelimpungan. Dan masih banyak lagi penggambaran teknologi di film-film
lain yang menurut saya sangat hiperbola untuk saat ini. Pertanyaannya adalah
apakah itu mungkin? Sekali lagi jawabnya adalah mungkin, tapi apakah mungkin
untuk saat ini? Well, I doubt it.
Teknologi-teknologi tersebut membutuhkan kecepatan transmisi dan performa
komputasi yang sangat tinggi, belum lagi algoritma yang kompleks yang hampir
tidak mungkin dikerjakan satu orang saja. Admit it, we’re not there yet. But
someday, well it’s possible.
Salah satu teknologi yang mengarah
ke sana adalah Internet of Things (IoT).
IoT memungkinkan semua perangkat terhubung secara otonom dengan
perangkat-perangkat lainnya. Perangkat yang saling terhubung ini memang
memudahkan secara penggunaan, namun dari sisi keamanan perlu sangat
diperhatikan. Ketika salah satu titik terinfeksi, akan sangat mudah menyebar ke
titik-titik lainnya. Ditambah lagi perangkat IoT ini tidak hanya mencakup perangkat
sehari-hari saja, tapi juga sudah merambah ke perangkat vital seperti kendaraan
dan rumah. Saat perangkat ini tidak aman, akan sangat berbahaya bagi
penggunanya, bahkan bisa mengancam jiwa.
Kembali ke NYSM 2, mungkinkah
seseorang menyalin semua data secara wireless dalam waktu sekejap saja? Mari
kita analisis asal-asalan. Hehe..
Oke, ini analisis kasarnya ya.
Anggap antara smartphone dan perangkat “dinding sumur” sudah terhubung.
Bagaimana caranya mengirimkan data secepat itu? Hm, perlu supercomputer tentunya.
Mungkin, tapi tidak praktikal. Cara lain? Perangkat “dinding sumur” dapat
melakukan tagging atau penandaan terhadap smartphone yang terhubung. Penandaan
itu bisa berupa ekstraksi identifikasi perangkat atau penanaman aplikasi
tertentu. Identifikasi perangkat memungkinkan penyerang untuk menandai dan
menyerang perangkat tersebut di lain waktu. Penyerangannya juga tidak mudah.
Infeksi bisa dilakukan saat perangkat berada di area hotspot atau melalui
provider yang bersangkutan (ini juga tidak praktikal). Kemungkinan kedua yang
lebih mungkin adalah dengan menanamkan aplikasi tertentu yang mengirimkan data
sedikit demi sedikit ke perangkat penyerang tanpa disadari si pengguna. Ini
mungkin saja.
Problem lain adalah bagaimana
menghubungkan kedua perangkat tersebut? Ini adalah masalah besar karena untuk
koneksi biasanya diperlukan otentifikasi di kedua perangkat. Untuk kasus
hacking seperti ini tentunya proses otentifikasi tersebut harus dilewati. Bagaimana
caranya? Entahlah.. coba tanyakan pada Hollywood. Hehe..
Bayangkan kalau saat ini ada aplikasi dan perangkat semacam itu, tentu para copet akan sangat terbantu (hehe..). Alih-alih harus merogoh saku penumpang kereta atau bus, si copet hanya perlu mendekatkan atau menyentuhkan smartphonenya ke smartphone calon korban. Dan dalam sekejap,, ulalaa… semua data transaksi perbankan, kontak, dan data-data pribadi berpindah ke smartphone si copet. Mudah bukan? Hehe..
No comments:
Post a Comment