Thursday 30 June 2016

Now You See Me

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan nonton salah satu film baru yang saat ini sedang marak, Now You See Me 2. NYSM 2 bercerita tentang petualangan para pesulap yang dikenal dengan nama horsemen dalam memperjuangkan kebebasan mereka. Bagi yang sudah khatam menonton NYSM yang pertama tentu tak akan kesulitan mengikuti film ini. Bagi yang belum, well.. disarankan untuk lihat yang pertama dulu biar lebih enjoy mengikuti jalan ceritanya. Hehe..
Ada yang menarik dalam film ini. Diceritakan ada sebuah perusahaan teknologi yang memiliki teknologi luar biasa canggih yang mampu menghancurkan batasan-batasan privasi diseluruh tempat di bumi ini. Teknologi tersebut tersimpan dalam sebuah chip seukuran kartu remi (yep, seukuran kartu..) yang dapat memecahkan semua algoritma enkripsi yang ada. Satu scene yang menarik adalah saat salah seorang horseman yang tanpa sengaja meletakkan smartphone nya di sebuah alat yang berbentuk dinding sumur selama beberapa menit. Dari sana perusahaan teknologi itu (yang pada ternyata musuh dari para horsemen)  mampu menyalin semua informasi dalam smartphone si horseman. Wow! Abaikan sisi security nya, butuh kecepatan penyalinan data yang luar biasa bukan? Belum lagi algoritma yang mampu memecahkan semua enkripsi? Dalam bentuk chip seukuran kartu? Hmm…
Bukan kali ini saja Hollywood mengisahkan tentang teknologi-teknologi menyeramkan yang mampu menghancurkan dunia. Ingat Fast and Furious yang bercerita tentang teknologi yang mampu melacak siapapun dimanapun dan kapanpun di seluruh dunia? God’s Eye. Sebuah piranti lunak yang mampu mengoneksi semua perangkat kamera di seluruh dunia. Atau masih ingat dengan Die Hard dengan Fireball nya? Serangkaian skenario teknologi yang mampu mengacaukan semua sistem di sebuah kota bahkan negara yang bikin Bruce Willis kelimpungan. Dan masih banyak lagi penggambaran teknologi di film-film lain yang menurut saya sangat hiperbola untuk saat ini. Pertanyaannya adalah apakah itu mungkin? Sekali lagi jawabnya adalah mungkin, tapi apakah mungkin untuk saat ini? Well, I doubt it. Teknologi-teknologi tersebut membutuhkan kecepatan transmisi dan performa komputasi yang sangat tinggi, belum lagi algoritma yang kompleks yang hampir tidak mungkin dikerjakan satu orang saja. Admit it, we’re not there yet. But someday, well it’s possible.
Salah satu teknologi yang mengarah ke sana adalah Internet of Things (IoT). IoT memungkinkan semua perangkat terhubung secara otonom dengan perangkat-perangkat lainnya. Perangkat yang saling terhubung ini memang memudahkan secara penggunaan, namun dari sisi keamanan perlu sangat diperhatikan. Ketika salah satu titik terinfeksi, akan sangat mudah menyebar ke titik-titik lainnya. Ditambah lagi perangkat IoT ini tidak hanya mencakup perangkat sehari-hari saja, tapi juga sudah merambah ke perangkat vital seperti kendaraan dan rumah. Saat perangkat ini tidak aman, akan sangat berbahaya bagi penggunanya, bahkan bisa mengancam jiwa.
Kembali ke NYSM 2, mungkinkah seseorang menyalin semua data secara wireless dalam waktu sekejap saja? Mari kita analisis asal-asalan. Hehe..
Oke, ini analisis kasarnya ya. Anggap antara smartphone dan perangkat “dinding sumur” sudah terhubung. Bagaimana caranya mengirimkan data secepat itu? Hm, perlu supercomputer tentunya. Mungkin, tapi tidak praktikal. Cara lain? Perangkat “dinding sumur” dapat melakukan tagging atau penandaan terhadap smartphone yang terhubung. Penandaan itu bisa berupa ekstraksi identifikasi perangkat atau penanaman aplikasi tertentu. Identifikasi perangkat memungkinkan penyerang untuk menandai dan menyerang perangkat tersebut di lain waktu. Penyerangannya juga tidak mudah. Infeksi bisa dilakukan saat perangkat berada di area hotspot atau melalui provider yang bersangkutan (ini juga tidak praktikal). Kemungkinan kedua yang lebih mungkin adalah dengan menanamkan aplikasi tertentu yang mengirimkan data sedikit demi sedikit ke perangkat penyerang tanpa disadari si pengguna. Ini mungkin saja.
Problem lain adalah bagaimana menghubungkan kedua perangkat tersebut? Ini adalah masalah besar karena untuk koneksi biasanya diperlukan otentifikasi di kedua perangkat. Untuk kasus hacking seperti ini tentunya proses otentifikasi tersebut harus dilewati. Bagaimana caranya? Entahlah.. coba tanyakan pada Hollywood. Hehe..

Bayangkan kalau saat ini ada aplikasi dan perangkat semacam itu, tentu para copet akan sangat terbantu (hehe..). Alih-alih harus merogoh saku penumpang kereta atau bus, si copet hanya perlu mendekatkan atau menyentuhkan smartphonenya ke smartphone calon korban. Dan dalam sekejap,, ulalaa… semua data transaksi perbankan, kontak, dan data-data pribadi berpindah ke smartphone si copet. Mudah bukan? Hehe..

No comments:

Post a Comment