Aal iz well! - Rancho
Beberapa saat ini aku habiskan untuk membaca kenangan-kenangan yang terserak dari masa lalu. Dari satu personal blog ke blog lainnya, saya baca satu persatu. Beberapa kenangan terasa sangat berbekas, beberapa menjadi pengingat. Hingga saya sadar, bahwa kenangan seringkali harus dituliskan.
Sejarah selalu berulang, kata para sejarawan. Tapi dari sejarah, kita dapat belajar untuk tidak mengulang kesalahan. Dari memori-memori tertulis itu, kita paham bahwa ada hal yang harus atau tak harus, boleh atau tak boleh, bisa atau tak bisa. Masa lalu mengajarkan saya bahwa menulis adalah cara terbaik untuk memahami diri. Dari tulisan dan kenangan lalu, kita bisa tahu seperti apa diri kita, apa pelajaran yang dapat kita ambil, dan apa langkah kita selanjutnya.
Masa lalu itu seperti buku. Kalau tidak kita tuliskan, kita lupa. Kalau tidak kita baca, kita dapat terperosok lagi. Sama halnya dengan ide dan mimpi. Semuanya perlu dituliskan.
Kembali kepada membaca masa lalu. Tenggelam saya dalam tulisan-tulisan lama. Sampai pada salah satu tulisan tentang mimpi pada 2011 lalu. Pada saat itu mimpi-mimpi yang saya tuliskan seperti angan yang tak akan sampai. Bagai pungguk merindukan bulan. Tapi tanpa saya sadari, satu persatu mimpi itu terwujud.
Sama halnya dengan ide dan pikiran. Opini yang saya tuliskan pada tahun itu, masih bersemayam jauh di lubuk hati dan dasar pikiran saya hingga saat ini. Dari situ saya belajar tentang kekuatan sebuah mimpi dan ide besar. Tak mengapa kita bermimpi besar, karena dari mimpi besar itu alam bawah sadar kita belajar untuk mewujudkan mimpi dan ide-ide besar tersebut. Namun, mimpi dan ide akan menguap jika tak diikat. Menulislah, agar ia tinggal dan tumbuh..
-- Ditulis oleh A.A.
No comments:
Post a Comment